AMANAT AGUNG DITOPANG OLEH KEPALSUAN ALKITAB

Oleh: Masyhud SM & Sanihu Munir

.

Mengkritisi Penginjilan dan Amanat Agung

Setiap Penginjil pasti selalu mengingat sebuah ‘Amanat Agung’ untuk menjadikan segala bangsa sebagai murid Yesus dan membaptis mereka atas nama Tuhan Bapak, tuhan Anak dan Roh Kudus, seperti yang tertulis dalam Matius 28:16-20 berikut ini:

“Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat dia mereka menyembahnya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepadaku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala yang telah kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Para penginjil begitu gigih berpegang teguh pada ayat tersebut meskipun harus ditebus dengan nyawa mereka dengan harapan mendapatkan kehidupan baru di sorga. Namun sungguh malang, mereka tidak menyadari atau mungkin membutakan diri bahwa ayat itu adalah palsu di atas kepalsuan. Maksudnya, kitab Matius yang masih dipertanyakan kebenarannya, kemudian ditambah lagi dengan ayat-ayat tersebut.

Sebenarnya Kitab Matius berakhir pada 28:15 yang berbunyi:

“Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.”

Kalimat “cerita ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini” menunjukkan dan merupakan penutup Kitab Matius yang menjadi cerita selama puluhan tahun. Karena Gereja ingin menambah doktrinnya, mereka tanpa malu menambah ayat-ayat palsu yang termuat dalam Matius 28:16-20 tersebut, walaupun terasa janggal bagi pembacanya.

Hugh J. Schonfield, nominator pemenang Hadiah Nobel tahun 1959, dalam bukunya The Original New Testament, mengatakan sebagai berikut:

“This (Matthew 28:15) would appear to be the end of the Gospel (of Matthew). What follows (Matthew 28:16-20) from the nature of what is said, would then be a latter addition”

“Ayat ini (Matius 28:15) nampak sebagai penutup Injil (Matius). Dengan demikian, ayat-ayat selanjutnya (Matius 28:16-20), dari kandungan isinya, nampak sebagai (ayat-ayat) yang baru ditambahkan kemudian.”

Robert Funk, Professor Ilmu Perjanjian Baru, Universitas Harvard, dalam bukunya The Five Gospels, mengomentari ayat-ayat tambahan ini sebagai berikut:

“The great commission in Matthew 28:18-20 have been created by the individual evangelist… reflect the evangelist idea of launching a world mission of the church. Jesus probably had no idea of launching a world mission and certainly was not the institution builder. (It is) not reflect direct instruction from Jesus.”

“Perintah utama dalam Matius 28:18-20… diciptakan oleh para penginjil… memperlihatkan ide untuk menyebarkan ajaran Kristen ke seluruh dunia. Yesus sangat mungkin tidak memiliki ide untuk mengajarkan ajarannya ke seluruh dunia dan (Yesus) sudah pasti bukan pendiri lembaga ini (agama Kristen). (Ayat ini) tidak menggambarkan perintah yang diucapkan Yesus.”

Benarkah Alkitab Inspirasi Tuhan?

Doktrin Kristiani lainnya adalah bahwa para penulis Alkitab –terutama kitab Injil– dalam menulis ayat-ayat berdasarkan inspirasi (ilham) dan bimbingan dari Roh Kudus. Sehingga apa yang ditulis oleh mereka itu pasti benar tanpa kesalahan. Begitu pula bapa-bapa gereja atau orang-orang suci Kristiani memiliki otoritas atas bimbingan dan inspirasi dari Roh Kudus untuk menulis tambahan ayat-ayat pada Alkitab. Dengan demikian tambahan tersebut dianggap sah dan suci.

Tetapi kepercayaan penulisan Alkitab berdasarkan atas inspirasi dari Roh Kudus ini dibantah sendiri oleh penulis Injil Lukas yang berbunyi:

“Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.” (Lukas 1:1-4)

Pada ayat ini disebutkan, Lukas menulis kitab ini berdasarkan atas cerita yang telah didengarnya dari orang lain, bukan berdasarkan atas inspirasi dari Roh Kudus.

Jika dalam penulisan Injil, para penulisnya mendapatkan bimbingan dari Roh Kudus, mengapa kita menemukan banyak sekali kesalahan dan pertentangan dalam Alkitab, terutama pada Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, sebagaimana yang diungkapkan dalam buku ini.

Hal ini membuktikan bahwa penulisan Alkitab dan tambahan ayat-ayatnya bukan berdasarkan atas inspirasi atau bimbingan dari Roh Kudus, melainkan atas dasar kemauan orang-orang Gereja sendiri. Padahal umat Kristen percaya bahwa Yesus pernah memperingatkan mereka:

“Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.” (Matius 15:9)

Dengan demikian, Amanat Agung yang katanya berasal dari Yesus itu adalah Amanat Palsu. Semua ajaran yang disampaikan oleh para penginjil seperti doktrin Yesus adalah Firman Hidup, Trinitas, penulisan Alkitab berdasar inspirasi Roh Kudus, adalah bohong besar.

Allah berfirman dalam al-Qur’an:

“Maka kecelakaan yang besar bagi orang-orang yang menulis (ayat-ayat) dengan tangan mereka, kemudian mereka mengatakan bahwa (ayat-ayat) ini berasal dari Allah, untuk mendapatkan keuntungan yang sedikit dari perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan-tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka akibat dari perbuatan mereka sendiri.” (Qs. Al-Baqarah 79)

Lebih detilnya, buku “Dokumen Pemalsuan Alkitab” yang ditulis oleh Molyadi Samuel AM mengungkap pemalsuan Alkitab (Bibel) dan membuktikan bahwa Alkitab yang disucikan oleh umat Kristen ini bukanlah dari Tuhan, melainkan hanyalah tulisan manusia tanpa bimbingan dari Roh Kudus, sehingga banyak ditemukan kesalahan.

(Disarikan dari Kata Pengantar buku “Dokumen Pemalsuan Alkitab, Menyambut Kristenisasi Berwajah Islam” karya Molyadi Samuel AM., Victory Press Surabaya, Cetakan III,  hlm. vii-xiii).